Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi/usaha. Kepemimpinan yang efektif, membawa pengelolaan organisasi ke arah kesuksesan. Tanda kepemimpinan yang efektif adalah adanya keteraturan, hasil dan pengembangan dalam organisasi. Namun upaya untuk menunjukkan adanya kepemimpinan yang efektif tidaklah mudah. Kepemimpinan sangat bergantung dari personality yang mengembang posisi sebagai pemimpin. Setiap ketrampilan kepemimpinan yang efektif seharusnya melekat erat pada setiap pimpinan, apapun ruang lingkup tanggung jawabnya. Sikap dan gaya serta perilaku kepemimpinan seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi yang dipimpinnya, bahkan berpengaruh terhadap produktivitas organisasinya.
Dalam UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit disebutkan Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan. Tidak hanya itu dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan pula setiap pimpinan penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat harus memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat yang dibutuhkan. Kompetensi yang dimaksud dalam undang-undang ini pada hakekatnya tidak saja kompetensi yang terkait dengan kemampuan manajerial, melainkan juga termasuk kemampuan untuk memimpin organisasi rumah sakit, yang kompleks dan competitive.
Dunia perumahsakitan adalah dunia yang paling dinamis dan sensitive terhadap perubahan. Isu makro dan mikro dalam organisasi rumah sakit tidak saja terkiat dengan konteks lokal melainkan sampai pada konteks global. Semakin banyak aktor lintas negara yang terlibat dalam pengelolaan rumah sakit di Indonesia. Saat ini disadari bahwa, perubahan terjadi begitu cepat dalam dunia usaha rumah sakit, kerumitan masalah terus bertambah. Situasi ini pada akhirnya menuntut manusia untuk bekerja serta menyesuaikan diri dan membangun dirinya untuk menghadapi rintangan dan tantangan. Akibatnya semua orang harus memiliki kemampuan untuk mengolah situasi dan informasi untuk menjadi solusi. Semua orang harus berpikir kreatif untuk memecahkan persoalan dan yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kredibilitas. Tingginya kredibilitas akan mendukung kepercayaan diri yang lebih tinggi untuk menghadapi tantangan yang lebih besar. Terlebih lagi di rumah sakit dengan segala macam kompleksitas permasalahan yang ada. Institusi RS adalah wadah kegiatan pelayanan publik yang padat modal, padat IPTEK dan padat karya. Di sana bergabung banyak SDM dari berbagai profesi dan motivasi kerja, sehingga para manajer dan pimpinan RS memang seharusnya menguasai manajemen SDM secara praktis, efektif, dan efisien. Pimpinan rumah sakit di semua level haruslah mampu untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diembannya sebagai seorang pemimpin.
Salah satu kunci penting untuk menjadi pemimpin yang efektif adalah kemampuan untuk melihat persoalan dan masalah dari kacamata yang berbeda. Kemudian kemampuan untuk mengambil jalan pemikiran yang berbeda dari jalan pemikiran yang biasa diambil. Pola pikir ini sering disebut sebagai pola berpikir kreatif. Berpikir kreatif akan membawa seorang pemimpin menjadi penggagas dan dengan kreatifitas akan mewujudkan gagasan ke dalam kenyataan. Tugas utama seorang pemimpin adalah menciptakan mimpi indah bagi organisasi dan membangun komitmen pengikutnya untuk mewujudkan mimpi tersebut. Kreatifitas merupakan kekuatan daya cipta yang mewujudkan karya dan kerja yang bertumpu pada inovasi. Jalinan yang terjadi antara konsep berpikir kreatif dan kreatifitas dilakukan dengan dua tahap berbeda; berpikir lalu berbuat. Aspek-aspek pengelolaan sumber daya, salah satu yang utama adalah SDM dan seluruh kemampuan organisasi untuk secara optimal diberdayakan untuk mencapai tujuan organisasi adalah yang paling penting, namun sulit. Dengan peningkatan berpikir kreatif maka kreatifitas tidak akan berhenti.
Masalah makin berat, ketika RS harus menghadapi banyak tantangan sekaligus: akreditasi RS, program JKN, dinamika regulasi perumahsakitan sampai soal penerapan penelitian dan penelitian di RS. Semua itu membuat beban tugas Pimpinan RS, makin berat dan beragam. Apalagi dinamika regulasi nampakanya masih akan terus bergulir dalam beberapa tahun mendatang ini.
Untuk itu guna meningkatkan kompetensi pimpinan rumah sakit di semua tingkatan, memberikan pemahaman, pengetahuan tentang potensi diri individu, serta perannya dalam mengelola RS, ProQua Consulting menyelenggarakan “Bimbingan Teknis Leadership Dan Entrepreneurship Bagi Pimpinan Di Rumah Sakit.